PERSIAPAN PEMIJAHAN IKAN CUPANG
HIAS
1. Sebagai
media pemijahan kita boleh menggunakan ember, streofoam, atau aquarium dengan
berbagai ukuran.
Disarankan Streofoam,
karena udara lebih stabil dibanding dengan media lainnya.
2. Air
yang digunakan boleh air pam/leding, air tanah, atau air sumur
3. Garam
ikan
4. Tumbuhan
air seperti enceng gondok, atau kiambang atau daun pisang yang sudah
kering yang berfungsi sebagai tempat
jantan membuat busa
5. Daun
ketapang untuk menetralisir keasaman air
LANGKAH-LANGKAH PEMIJAHAN:
A. MENYANDINGKAN
/ MENJODOHKAN INDUKAN:
1. Air
diendapkan dalam media pemijahan selama satu malam dengan ketinggian air
maximal 30 cm
2. Masukkan
tanaman air ke dalam media pemijahan
3. Masukkan
daun ketapang seperlunya
4. Masukkan
garam seperlunya
5. Masukkan
ikan cupang jantan ke dalam media pemijahan
6. Indukan
betina dimasukan dalam botol (terpisah dengan jantan) dan diletakkan di media
pemijahan.
7. Biarkan
selama satu malam, agar ikan bisa saling adaptasi
B. PEMIJAHAN
1. Setelah
satu malam disandingkan, biasanya ikan jantan membuat busa/buih disekitar
tanaman air yang ada. Bila busa belum ada, berarti ikan jantan belum siap untuk
kawin. Untuk itu tunggu sampai satu atau dua malam lagi, atau ganti indukan
betina.
2. Bila
busa/buih sudah ada, maka ikan betina sudah bias dilepas ke dalam media
pemijahan digabung dengan yang jantan.
3. Sampai
tahap ini, ikan tidak perlu diberi makan. Kemudian yang paling penting,
usahakan ikan tidak terusik dengan goncangan atau suara gaduh lainnya.
C. PEMISAHAN
INDUKAN BETINA
1. Biasanya
dalam waktu satu atau dua hari setelah digabungkan, betina akan bertelur. Ikan
jantan akan meletakkan telur-telurnya pada busa/buih yang telah tersedia
sebelumnya. Telur akan nampak dalam busa/buih berwarna putih kekuningan.
2. Tanda-tanda
betina sudah selesai bertelur: ikan betina akan berada di pojokan/di sudut atau
jauh dari busa yang dijaga si jantan. Pada saat itu, si jantan sangat agresif
untuk menjaga telurnya, karena sebagian besar betina suka memakan kembali
telur-telurnya.
3. Agar
telur terjaga, maka sebaiknya indukan betina dipindahkan dari media pemijahan.
Tetapi, kalau indukan betina masih beriringan dengan si jantan di bawah
tumpukan buih, berarti indukan betina tersebut masih ingin bertelur, dan tunggu
sampai indukan betina diusir ke pojok atau jauh dari busa/buih baru betina
dipindahkan.
D. MASA
TELUR MENETAS MENJADI ANAK IKAN (BURAYAK )
1. Telur
cupang hias biasanya akan menetas dalam masa 2 atau 3 hari
2. Anak
ikan yang baru menetas ( Burayak ), biasanya masih berada di bawah
tumpukan busa dan masih tampak halus sekali
3. Sampai
tahap ini, burayak belum perlu diberi makan
4. Di
kondisi ini, si jantan masih sangat agresif dan sensitive menjaga anakannya.
Biasanya kalau air tergoncang, atau si jantan terkejut, maka dengan reflek si
jantan akan segera mengumpulkan anak ikan (burayak) ke dalam mulutnya, sehingga
terkesan si jantan memakan anaknya. Bila keadaan dirasakan aman, maka si
jantan akan mengembalikan anak ikan tadi ke busa/buih.
E. MASA
5 – 14 HARI
1. Di
hari ke-lima setelah menetas, burayak sudah mesti diberi makan. Sebaiknya pakan
yang diberi adalah kutu air. Alternatif lainnya adalah artemia (tentang artemia
dan kulturnya akan dijelaskan pada bagian lain tulisan ini).
2. Sampai
di umur 14 hari, burayak masih boleh berada di media pemijahan.
3. Masa
ini (5 – 14 hari), adalah masa paling rawan untuk kondisi anak ikan. Biasanya
di rentang umur ini anak ikan banyak mati dan hilang tanpa jejak. Penyebabnya
antara lain:
a. Suhu
udara yang tidak stabil, sering berubah secara drastis. Solusinya, gunakan
Heather (alat pengatur suhu udara otomastis, biasanya dijual di took-toko
aquarium/ikan hias, dengan harga mulai 45rb)
b. Kekurangan
makanan. Solusi, Pemberian makanan harus teratur
c. Kondisi
air yang tidak bagus, sehingga menimbulkan jamur. Solusinya, air selalu
dikontrol tiap hari. Bila dirasa perlu, air bisa dikuras dengan terlebih dahulu
memindahkan anakan ikan. Ini bisa dilakukan di usia ikan 10 hari ke atas.
d. Dan
yang terakhir adalah anak ikan habis dimakan si jantan (bisa karena faktor
genetik indukan jantan, bisa juga karena si jantan terkejut dan merasa kondisi terancam). Kalau faktor
genetic solusinya tidak ada, ke depannya indukan ini tidak usah di pijah lagi.
Kalau faktor terkejut, solusinya usahakan waktu mendekati media pemijahan
usahakan ikan tidak terkejut.
4. Pada
umur ini, indukan jantan sudah boleh dipindahkan dari media pemijahan
F. MASA
PEMBESARAN ( 15 HARI – 1,5 BULAN )
1. Sampai
umur 15 hari, anakan ikan sebaiknya dipindahkan ke media pembesaran.
2. Media
pembesaran bisa menggunakan:
·
Aquarium ukuran 100 cm X 40 cm X 60 cm (
Panjang, Lebar, Tinggi )
·
Kolam tanah
·
Kolam semen/batu
·
Kolam terpal
3. Sama
seperti persiapan pemijahan, air sebaiknya diendapkan dahulu selama satu malam
dengan campuran garam ikan, daun ketapang dan tanaman air (enceng
gondok/kiambang).
4. Jenis
air yang digunakan juga sama, boleh air pam/leding, air sumur atau air tanah.
5. Pada
umur 15 hari ke atas ini, pakan yang diberikan boleh cacing sutra/cacing halus
atau jentik nyamuk halus
G. MASA
SOLITER
1. Karena
ikan cupang bersifat koloni, maka di usia 1,5 bulan biasanya ikan sudah saling
serang.
2. Untuk
menghindari kerusakan, di masa inilah biasanya para peternak akan memisahkan
ikan yang layak kontes ke botol-botol soliter
3. Botol
soliter bisa menggunakan aquarium, botol-botol aqua bekas, atau cup-cup kecil
yang biasanya digunakan di pesta-pesta.
4. Pada
sebagian hobbies, ikan umur 1,5 bulan ini disbut sebagai bahan untuk kontes dan
biasanya akan turun di kelas Baby
5. Namun,
bagi sebagian peternak masih menunggu ikan berumur 2 atau 2,5 bulan baru ikan
dijual di pasaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar